Wanita itu bernama Ibu,
Klise…!
Sajaksajak untuknya terlalu klise
Hanya mengenang dikenang dan kenangan
Sedangkan bakti untuknya:
Niatan
Impian
Khayalan
Faktanya:
TercampakkanKlise…!
Puisipuisi untuknya terlalu klise
Menyanjungnya memujanya melambunglangitkannya
Sedangkan sikap untuknya:
Keluhan
Cemberutan
bahkan
Bentakan
Faktanya:
TerhinakanKlise…!
Syairsyair untuknya terlalu klise
Padahal sederhana inginnya:
Perhatikan bukan dibiarkan
Dengarkan bukan ditinggalkan
Merdekalah aku dan kalian
Jika:
Restunya senantiasa di hadapan
Tangannya senantiasa ditengadahkan
Bibirnya senantiasa mendo’akan, kebaikan
Bukan klise…!
Cinta kasih sayangnya ‘tuk kitaDan wanita itu hanya disebut Ibu.
-dar-
Bangil, 28 Dzulhijjah 1435/23 Oktober 2014
bagus puisinya š
LikeLike